Alfiyah ibnu mu'ti, Penting diketahui anak pesantren

Siapa yang tidak kenal dengan bait berikut?

وتقتضي رضا بغير سخط # فائقة ألفية ابن معطي

وهو بسبق حائز تفضيلا # مستوجب ثنائي الجميلا

Saya kira kalau anak pesantren salaf, pasti kenal bait di atas.

Bait di atas adalah mukaddimah alfiyah ibnu malik.

Sejak di pesantren, para santri sering dikenalkan dengan seorang ulama yang disinggung ibnu malik dalam muqaddimahnya yaitu imam ibnu mu'ti, tapi kebanyakan tidak kenal dengan ibnu mu'ti. siapakah gerangan?

Ibnu Mu'ti (564-628 H) adalah seorang ulama kelahiran maroko. Ia sering dikenal sebagai pelopor penggunaan istilah al-fiyah dalam nadzaman. Ia lah yang mengilhami ibnu malik (600-672 H), al-atsary (w: 828 H), as-suyuti (849-911 H) untuk menuliskan buku nahwu dengan judul al-fiyah. Meninggal di mesir dan di kuburkan dekat dengan kuburan imam syafii.

Jadi, amat wajar kalau Ibnu Malik menyebutkan bait tadi dalam muqaddimahnya:

وهو بسبق حائز تفضيلا # مستوجب ثنائي الجميلا

"Ibnu Mu'ti pantas mendapatkan penghargaan dan pujian, karena dia lebih dulu dari saya dalam menulis al-fiyah"

kata pepatah:

الفضل للمبتدئ وإن أحسن المقتدي

Adakah perbedaan antara keduanya?

Ya. ada perbedaan.

Setidaknya dalam tiga hal:

1- sistematika penulisan.

Sistematika penulisan kedua ulama ini berbeda sekali, sebagai contoh kecil; Di al-fiyah ibnu mu'ti bab waqaf diletakan di bab ke 7 sedangkan di ibnu malik diletakan di bab ke 70.

2- Kontens/ isi

Secara kontens atau isi, ada perbedaan juga.

Kalau al-fiyah ibnu malik hanya terbatas pada nahwu sharaf sedangkan alfiyah ibnu mu'ti selain nahwu sharaf, ada juga di dalamnya 2 bab yang tidak disinggung ibnu malik yaitu : 1- bab khat dan kitabah (tata cara penulisan) sebagaimana beliau paparkan di bab 81 . 2- Bab dharurat syiriyah, yang beliau letakan di penghujung kitab.

Makanya tidak heran bila judul bukunya ada sedikit perbedaan,

Alfiyah Ibnu malik:

ألفية ابن مالك في النحو والصرف

Alfiyah Ibnu Mu'ti:

ألفية ابن معطي في النحو والصرف والخط والكتابة

3- bahar

Bahar yang digunakan ibnu malik adalah bahar rajaz saja sedangkan yang digunakan ibnu muti bahar rajaz dan sari'.

Dalam hasyiah ala al-usymuny (1/51), as-shabban menjelaskan bahwa point ketiga ini menjadi salahsatu keunggulan alfiyah ibnu malik atas ibnu mu'ti, yaitu konsistensi penulis dalam menggunakan satu bahar dari awal sampai akhir kitab. selain juga alasan sistematika tulisan.

Semoga bermanfaat.
by: Jamaludin Junaedi